Milik Kita kah? (Episode 1)

Malam,

Rembulan malam bersinar terang di langit villa, benar-benar suatu yang tidak biasa. Malam ini aku jadi teringat puisinya WS Rendra yang kalau ga salah berjudul "Titipan Nya"


Sering kali aku berkata,
Ketika semua orang memuji milikku
Bahwa sesungguhnya ini hanyalah titipan
Bahwa rumahku hanyalah titipan-Nya
Bahwa hartaku hanyalah titipan-Nya
Bahwa putraku hanyalah titipan-Nya

Tetapi,mengapa aku tak pernah bertanya;
Mengapa Dia menitipkan padaku ?
Untuk apa Dia menitipkan ini padaku ?
Dan kalau bukan milikku,apa yang harus kulakukan untuk milik-Nya itu ?

Adakah aku memiliki hak atas sesuatu
yang bukan milikku ?

Mengapa hatiku justru terasa
berat,ketika titipan itu diminta kembali oleh-Nya ?
Ketika diminta kembali, kusebut itu sebagai musibah
Kusebut sebagai ujian, kusebut sebagai petaka
Kusebut itu sebagai panggilan apa saja untuk melukiskan kalau itu adalah derita

Ketika aku berdo'a,kuminta titipan yang cocok dengan hawa nafsuku
Aku ingin lebih banyak harta,ingin lebih banyak mobil,lebih banyak popularitas, dan kutolak sakit
Kutolak kemiskinan,seolah
semua"derita" adalah hukuman bagiku
Seolah keadilan dan kasih-Nya harus berjalan seperti matematika:
Aku rajin beribadah,maka
selayaknyalah derita menjauh
dariku,dan nikmat dunia kerap menghampiriku

Kuperlakukan Dia sebagai mitra dagang,dan bukan kekasih
Kuminta Dia membalas "perlakuan baikku"
Dan menolak keputusan-Nya yang tak sesuai keinginanku

Gusti,
Padahal tiap hari kuucapkan,hidup dan matiku hanya untuk beribadah
"Ketika langit dan bumi bersatu,bencana dan keberuntungan sama saja"
(salah satu Puisi terakhir WS Rendra yang dituliskan diatas ranjang RS sesaat sebelum wafat)

Apakah kita termasuk orang2 tersebut(orang yang lalai dan lupa bahwa apa yang kita miliki hanyalah titipan). Kita, ahhhh bukan karena mungkin ada banyak orang yang menyadari bahwa semua adalah titipan, aku terkadang masih begitu. Malu rasanya bila kemudian membaca puisi ini. Kita, eh bukan, aku maksudku, masih kadang suka bertanya kenapa begini, kenapa begitu??? Padahal jika mau merenung dengan baik seperti kata2 hikmah, "terkadang kita terlalu sibuk mencari apa yang tidak kita miliki, bahkan kadang bela2in diiringi iri dengki, tetapi kita kemudian lupa mensyukuri apa yang sudah kita miliki.


Ya Allah, semoga hamba bisa menjadi hamba-hamba Mu, yang selalu bersyukur. Aamiin...
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Comments