Saat kecil, waktu nginep di rumahnya mbah putri sering dengerin radio bersama lek-lek ku tercinta kalau sudah mau bubuk, meski ga tahu apa yang sedang disiarkan di radio, secara aku masih sangat kecil saat itu. Di rumah mbah putri kebetulan ga ada tv waktu itu, jadi setelah sholat isya' ya dengerin radio kegiatannya. Tapi sungguh dulu aku sangat-sangat betah nginep di rumah mbah putri saat akhir pekan saat lek-lek (adik2 ibuku) ada di rumah.
Terus saat duduk di bangku MTs, radio juga menemani dan menghiasa kenangan-kenanganku di sana. Aku belum begitu suka musik saat itu, tapi aku menikmati alunan suara radio dan musik malam saat sebelum menjelang tidur di asrama bersama dengan teman-teman.
Saat SMA, malah radio malah jadi sebagian kenangan, seorang sahabatku sangat suka sekali mendengarkan radio dan itu membuatku juga turut mendengarkan, bahkan aku sempat nabung buat beli walkman, karena aku muali suka musik juga ingin bisa dengerin radio sambil bubuk, tentu saat jaman itu hal ini sangat sulit. Kalau sekarang hal2 seperti itu jauh lebih praktis dengan satu benda saja yaitu HP, ngenet, sms, telpon, dengerin musik juga radio, lengkap hanya dalam satu benda saja.
Terus saat kuliah, radio juga menjadi kenangan tersendiri, saat pernah suatu ketika ngirim2 salam ke radio, dan tidak tidur hanya untuk mendengarkan salam itu dibacakan, sampek ngakak2 dewe kalo ingat, dari 3 pesan salam yang dikirim lewat masih2 hp ku dan 2 orang temenku, ternyata sampek acaranya habis hanya satu yang dibaca. Dan senengnya lagu yang ku minta diputar, wow...
Radio dan kengan yang selalu melekat padanya. Luv shymponi malam, prosalina... Acaranya ga pernah lekang oleh waktu... Dan setiap lagunya mengingat kan aku pada masa lagu itu dulu masih jaya, berikut kenangan-kenangan yang menyertai lagu-lagu itu.
Malam yang Sepi, di kota Tembakau ^_^
An_neke
Comments
Post a Comment