Pilihan dalam Hidup

Tadi pagi-pagi sekali aku bersama putri kecilku belanja, di perjalanan pulang kami berpapasan dengan seorang nenek penjual sayur yang memikul barang dagangannya (sayuran) di atas kepala. Mungkin mengejar waktu sampai ke pasar, nenek tersebut makan hongkong, sejenis gorengan yang terbuat dari tepung cambah dan wortel, sambil berjalan. Meski sudah tidak muda lagi nenek itu semangat sekali bekerja, memikul barang dagangannya yang mungkin tidak ringan. Jadi, ingat suamiku jika bertemu dengan seorang kakek atau nenek yang semangat bekerja memikul barang dagangannya sambil berjalan padahal yang muda-muda sudah memakai sepeda motor untuk ngangkut barang dagangan, suamiku membandingakannya dengan orang yang minta-minta dan terkadang usianya jauh lebih muda dibanding nenek yang jual sayur yang kami temui itu. Seharusnya orang yang meminta-minta itu melihat dan mencontoh kerja keras nenek penjual sayur itu, hasilnya mungkin gak sebanyak waktu meminta-minta, tapi nilainya tentu berbeda.

Hidup itu pilihan, menjadi pekerja keras meski kadang hasil gak sebanding dengan keringat yang dikeluarkan atau menjadi orang yang meminta-minta itu pilihan, setiap pilihan ada kosekuensinya. Ya kosekuensinya.

Comments